BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 16 November 2009

Laporan Biologi Indra Penglihatan

INDRA PENGLIHATAN


I. Tujuan 
 Mengetahui jarak titik buta.

II. Dasar Teori 
Alat indra penglihatan pada manusia adalah sepasang mata. Mata berfungsi sebagai fotoreseptor, yaitu reseptor yang mendeteksi atau mengenali stimulus yang berupa cahaya. Mata memiliki diameter 2,5 cm dan terletak di dalam rongga mata (orbit) pada tengkorak. Beberapa bagian penting dalam mata antara lain sclera, konjungtiva, kornea, koroid, badan siliaris, retina, iris, pupil, lensa mata, fvovea, bintik buta, ligament suspensor, saraf optic, dan otot mata.
Bintik buta adalah suatu daerah di retina mata yang merupakan jalur syaraf penglihatan menuju ke otak, dan tepat di jalur keluar tersebut tidak terdapat sel peka cahaya sehingga bila bayangan benda jatuh tepat di bintik buta, maka otak tidak akan mendapatkan sinyal dari mata karena bayangan itu jatuh tidak pada sel-sel yang peka cahaya. Bintik buta tidak memiliki sel-sel batang dan sel-sel kerucut sehingga tidak peka terhadap cahaya.
  Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina. 

III. Alat dan Bahan
1. Kertas Manila ukuran 10x5 cm
2. Kertas Manila ukuran 35x20 cm
3. Penggaris
4. Spidol

IV. Langkah Kerja
A. Percobaan 1 (menggerakan kertas ke depan mata)
 1. Membuat tanda (+) dan bulatan () masing-masing dengan diameter 0,5 cm pada kertas manila ukuran 10x5 cm. 
Mengusahakan kedua tanda tersebut memiliki jarak 6 cm, seperti contoh di 

bawah ini. 

 







2. Memegang kertas tersebut dengan tangan kanan dan luruskan tangan ke depan.
3. Menutup mata kiri dengan tangan kiri dan pusatkanlah pandangan mata kanan pada tanda (+).
4. Menarik tangan kanan secara perlahan sehingga perangkat percobaan mendekat ke wajah. Memperhatikan, kedua tanda masih tampak jelas.
5. Menarik lebih dekat lagi hingga pada jarak tertentu tanda bulatan menjadi tidak tampak (hilang).
6. Mengukur jarak antara titik pandangan (mata) dengan perangkat percobaan dan mencatat data.
7. Mengulangi percobaan yang sama dengan cara yang berbeda, mata kanan ditutup, sedangkan mata kiri berkonsentrasi memperhatikan tanda bulatan.

B. Percobaan 2 (menggerakan kertas ke kanan dan ke kiri)
1. Membuat titik P dan Q pada kertas manila ukuran 35x20 cm dengan jarak 30 cm.










2. Menempelkan kertas tersebut pada dinding. Menghimpitkan tanda (+) dari kertas manila ukuran 10x5 cm pada kertas manila ukuran 35x20 cm.
3. Menggerakan tanda (+) dari titik P ke titik Q, dan menutup mata kiri serta memusatkan pandangan pada titik P.
4. Mengukur jarak antara titik P dengan jarak dimana tanda (+) tidak terlihat.
5. Menggeser tanda (+) kembali sampai tanda (+) kembali terlihat. Mengukur kembali jarak titik P dengan tanda (+).
6. Mengulangi percobaan yang sama dengan cara yang berbeda, mata kanan ditutup sedangkan mata kiri berkonsentrasi memperhatikan tanda bulatan yang digerakkan dari titik Q.

V. Data 

1. Percobaan 1
Data dengan gerakkan tangan mendekati mata
No. Nama Frekuensi Mata Kanan
(cm) Mata Kiri
(cm)
1. Anisa
Dewi
R. 1 17 18
  2 16 17
  3 16 19
  Jumlah rata-rata 16.3 18
2. Elisa
Dewi
Y. 1 17 18
  2 15 16
  3 18 19
  Jumlah rata-rata 16.6 17.6
3. Rifngatul
Khasanah 1 16 17
  2 14 16
  3 17 19
  Jumlah rata-rata 15.6 17.3
4. Sri
Cahyati 1 17 18
  2 15 19
  3 17 19
  Jumlah rata-rata 16.3 18.6
Jumlah rata-rata
hasil pengamatan 16,2 17,8


2. Percobaan 2
Data percobaan dengan titik fokus di P
No. Nama Frekuensi Mata Kanan
(cm) Mata Kiri
(cm)
1. Anisa
Dewi
R. 1 24 27
  2 25 26
  3 26 27
  Jumlah rata-rata 25 26.6
2. Elisa
Dewi
Y. 1 25 28
  2 26 27
  3 23 26
  Jumlah rata-rata 24,6 27
3. Rifngatul
Khasanah 1 23 26
  2 24 26
  3 26 29
  Jumlah rata-rata 24.3 27
4. Sri
Cahyati 1 24 27
  2 25 26
  3 27 29
  Jumlah rata-rata 25.3 27.3
Jumlah rata-rata
hasil pengamatan 24.8 26.9


VI. Analisis Data
Jarak hilangnya tanda pada waktu pengamatan secara keseluruhan terjadi perbedaan. Namun, perbedaannya tidak terlalu signifikan, hanya sedikit saja perbedaannya.
 Bayangan suatu benda tidak nampak pada jarak tertentu, karena pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina. Bayangan akan nampak jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina. Kejelasan mata dalam melihat benda antara orang yang satu dengan yang lain pasti berbeda. Apabila rata-rata frekuensi kecil maka kejelasan mata dalam melihat benda masih baik dan apabila rata-rata frekuensi besar maka kejelasan mata dalam melihat benda kurang baik.

VII. Jawaban Pertanyaan
1. Mengapa salah satu tanda menjadi hilang dari pandangan kalian?
Salah satu tanda menjadi hilang dari pandangan karena sesempurna mungkin mata kita, pasti terdapat keterbatasan. Terutama pada bintik buta mata, yang tidak memiliki sel-sel batang dan sel-sel kerucut tepat di jalur keluar sehingga bila bayangan benda jatuh tepat di bintik buta, maka otak tidak akan mendapatkan sinyal dari mata karena bayangan itu jatuh tidak pada sel-sel yang peka cahaya.
2. Pada jarak keberapakah tanda tersebut hilang dari pandangan?
Saat mata kiri ditutup dan memperhatikannya dengan mata kanan, tanda (+) hilang pada jarak 16.2 cm dari mata. Sedangkan pada saat digerakan ke samping, tanda (+) tidak terlihat pada jarak 24.8 cm dari titik P. 
Saat mata kanan ditutup dan memperhatikannya dengan mata kiri, tanda () hilang pada jarak 17.8 cm dari mata. Sedangkan pada saat digerakan ke samping, tanda () tidak terlihat pada jarak 26.9 cm dari titik Q.


3. Adakah perbedaan antara pengamatan dengan menggunakan mata kanan dan mata kiri?
Ada perbedaan antara pengamatan dengan menggunakan mata kanan dan mata kiri. Mata kanan lebih peka dari pada mata kiri.
Namun, dilihat secara umum, tidak terdapat perbedaan yang terlalu signifikan dari beberapa pengukuran. Sehingga dapat dikatakan bahwa antara mata kanan dan mata kiri tidak ada perbedaan. Perbedaan di atas dapat disebabkan karena kurang ketelitian dalam pengukuran maupun kurangnya konsentrasi.

4. Samakah jarak titik buta untuk setiap orang?
Jarak titik buta untuk setiap orang relative berbeda, tergantung dari kemampuan mata masing-masing. Tetapi ada juga beberapa orang yang kemungkinan memiliki jarak titik buta yang sama.

5. Apa yang dimaksud dengan titik buta? 
Yang dimaksud dengan titik buta adalah suatu daerah di retina mata yang merupakan jalur syaraf penglihatan menuju ke otak, dan tepat di jalur keluar tersebut tidak terdapat sel peka cahaya sehingga bila bayangan benda jatuh tepat di bintik buta, maka otak tidak akan mendapatkan sinyal dari mata karena bayangan itu jatuh tidak pada sel-sel yang peka cahaya.

VIII. Kesimpulan
Dari data percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa
 Titik buta dari setiap orang relative berbeda tergantung kemampuan mata masing-masing.
 Titik buta pada mata kanan sekitar 20.5 cm (diambil dari hasil rata-rata)
 Titik buta pada matan kiri sekitar 22.35 cm (diambil dari hasil rat-rata)

IX. Daftar Pustaka

Tim Penyusun. 2004. Biologi 2b Kelas 2 SMA Semester 2. Klaten: Intan Pariwara.

Pujiyanto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2 untuk Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.  

 . 2006. titik-butamata, (online), (http://en.wikipedia.org/wiki/Blind_spot_(vision), diakses Selasa, 19 Mei 2009, pukul 08:00 WIB).

0 komentar: