BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 16 November 2009

Laporan Biologi Indra Penglihatan

INDRA PENGLIHATAN


I. Tujuan 
 Mengetahui jarak titik buta.

II. Dasar Teori 
Alat indra penglihatan pada manusia adalah sepasang mata. Mata berfungsi sebagai fotoreseptor, yaitu reseptor yang mendeteksi atau mengenali stimulus yang berupa cahaya. Mata memiliki diameter 2,5 cm dan terletak di dalam rongga mata (orbit) pada tengkorak. Beberapa bagian penting dalam mata antara lain sclera, konjungtiva, kornea, koroid, badan siliaris, retina, iris, pupil, lensa mata, fvovea, bintik buta, ligament suspensor, saraf optic, dan otot mata.
Bintik buta adalah suatu daerah di retina mata yang merupakan jalur syaraf penglihatan menuju ke otak, dan tepat di jalur keluar tersebut tidak terdapat sel peka cahaya sehingga bila bayangan benda jatuh tepat di bintik buta, maka otak tidak akan mendapatkan sinyal dari mata karena bayangan itu jatuh tidak pada sel-sel yang peka cahaya. Bintik buta tidak memiliki sel-sel batang dan sel-sel kerucut sehingga tidak peka terhadap cahaya.
  Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina. 

III. Alat dan Bahan
1. Kertas Manila ukuran 10x5 cm
2. Kertas Manila ukuran 35x20 cm
3. Penggaris
4. Spidol

IV. Langkah Kerja
A. Percobaan 1 (menggerakan kertas ke depan mata)
 1. Membuat tanda (+) dan bulatan () masing-masing dengan diameter 0,5 cm pada kertas manila ukuran 10x5 cm. 
Mengusahakan kedua tanda tersebut memiliki jarak 6 cm, seperti contoh di 

bawah ini. 

 







2. Memegang kertas tersebut dengan tangan kanan dan luruskan tangan ke depan.
3. Menutup mata kiri dengan tangan kiri dan pusatkanlah pandangan mata kanan pada tanda (+).
4. Menarik tangan kanan secara perlahan sehingga perangkat percobaan mendekat ke wajah. Memperhatikan, kedua tanda masih tampak jelas.
5. Menarik lebih dekat lagi hingga pada jarak tertentu tanda bulatan menjadi tidak tampak (hilang).
6. Mengukur jarak antara titik pandangan (mata) dengan perangkat percobaan dan mencatat data.
7. Mengulangi percobaan yang sama dengan cara yang berbeda, mata kanan ditutup, sedangkan mata kiri berkonsentrasi memperhatikan tanda bulatan.

B. Percobaan 2 (menggerakan kertas ke kanan dan ke kiri)
1. Membuat titik P dan Q pada kertas manila ukuran 35x20 cm dengan jarak 30 cm.










2. Menempelkan kertas tersebut pada dinding. Menghimpitkan tanda (+) dari kertas manila ukuran 10x5 cm pada kertas manila ukuran 35x20 cm.
3. Menggerakan tanda (+) dari titik P ke titik Q, dan menutup mata kiri serta memusatkan pandangan pada titik P.
4. Mengukur jarak antara titik P dengan jarak dimana tanda (+) tidak terlihat.
5. Menggeser tanda (+) kembali sampai tanda (+) kembali terlihat. Mengukur kembali jarak titik P dengan tanda (+).
6. Mengulangi percobaan yang sama dengan cara yang berbeda, mata kanan ditutup sedangkan mata kiri berkonsentrasi memperhatikan tanda bulatan yang digerakkan dari titik Q.

V. Data 

1. Percobaan 1
Data dengan gerakkan tangan mendekati mata
No. Nama Frekuensi Mata Kanan
(cm) Mata Kiri
(cm)
1. Anisa
Dewi
R. 1 17 18
  2 16 17
  3 16 19
  Jumlah rata-rata 16.3 18
2. Elisa
Dewi
Y. 1 17 18
  2 15 16
  3 18 19
  Jumlah rata-rata 16.6 17.6
3. Rifngatul
Khasanah 1 16 17
  2 14 16
  3 17 19
  Jumlah rata-rata 15.6 17.3
4. Sri
Cahyati 1 17 18
  2 15 19
  3 17 19
  Jumlah rata-rata 16.3 18.6
Jumlah rata-rata
hasil pengamatan 16,2 17,8


2. Percobaan 2
Data percobaan dengan titik fokus di P
No. Nama Frekuensi Mata Kanan
(cm) Mata Kiri
(cm)
1. Anisa
Dewi
R. 1 24 27
  2 25 26
  3 26 27
  Jumlah rata-rata 25 26.6
2. Elisa
Dewi
Y. 1 25 28
  2 26 27
  3 23 26
  Jumlah rata-rata 24,6 27
3. Rifngatul
Khasanah 1 23 26
  2 24 26
  3 26 29
  Jumlah rata-rata 24.3 27
4. Sri
Cahyati 1 24 27
  2 25 26
  3 27 29
  Jumlah rata-rata 25.3 27.3
Jumlah rata-rata
hasil pengamatan 24.8 26.9


VI. Analisis Data
Jarak hilangnya tanda pada waktu pengamatan secara keseluruhan terjadi perbedaan. Namun, perbedaannya tidak terlalu signifikan, hanya sedikit saja perbedaannya.
 Bayangan suatu benda tidak nampak pada jarak tertentu, karena pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina. Bayangan akan nampak jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina. Kejelasan mata dalam melihat benda antara orang yang satu dengan yang lain pasti berbeda. Apabila rata-rata frekuensi kecil maka kejelasan mata dalam melihat benda masih baik dan apabila rata-rata frekuensi besar maka kejelasan mata dalam melihat benda kurang baik.

VII. Jawaban Pertanyaan
1. Mengapa salah satu tanda menjadi hilang dari pandangan kalian?
Salah satu tanda menjadi hilang dari pandangan karena sesempurna mungkin mata kita, pasti terdapat keterbatasan. Terutama pada bintik buta mata, yang tidak memiliki sel-sel batang dan sel-sel kerucut tepat di jalur keluar sehingga bila bayangan benda jatuh tepat di bintik buta, maka otak tidak akan mendapatkan sinyal dari mata karena bayangan itu jatuh tidak pada sel-sel yang peka cahaya.
2. Pada jarak keberapakah tanda tersebut hilang dari pandangan?
Saat mata kiri ditutup dan memperhatikannya dengan mata kanan, tanda (+) hilang pada jarak 16.2 cm dari mata. Sedangkan pada saat digerakan ke samping, tanda (+) tidak terlihat pada jarak 24.8 cm dari titik P. 
Saat mata kanan ditutup dan memperhatikannya dengan mata kiri, tanda () hilang pada jarak 17.8 cm dari mata. Sedangkan pada saat digerakan ke samping, tanda () tidak terlihat pada jarak 26.9 cm dari titik Q.


3. Adakah perbedaan antara pengamatan dengan menggunakan mata kanan dan mata kiri?
Ada perbedaan antara pengamatan dengan menggunakan mata kanan dan mata kiri. Mata kanan lebih peka dari pada mata kiri.
Namun, dilihat secara umum, tidak terdapat perbedaan yang terlalu signifikan dari beberapa pengukuran. Sehingga dapat dikatakan bahwa antara mata kanan dan mata kiri tidak ada perbedaan. Perbedaan di atas dapat disebabkan karena kurang ketelitian dalam pengukuran maupun kurangnya konsentrasi.

4. Samakah jarak titik buta untuk setiap orang?
Jarak titik buta untuk setiap orang relative berbeda, tergantung dari kemampuan mata masing-masing. Tetapi ada juga beberapa orang yang kemungkinan memiliki jarak titik buta yang sama.

5. Apa yang dimaksud dengan titik buta? 
Yang dimaksud dengan titik buta adalah suatu daerah di retina mata yang merupakan jalur syaraf penglihatan menuju ke otak, dan tepat di jalur keluar tersebut tidak terdapat sel peka cahaya sehingga bila bayangan benda jatuh tepat di bintik buta, maka otak tidak akan mendapatkan sinyal dari mata karena bayangan itu jatuh tidak pada sel-sel yang peka cahaya.

VIII. Kesimpulan
Dari data percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa
 Titik buta dari setiap orang relative berbeda tergantung kemampuan mata masing-masing.
 Titik buta pada mata kanan sekitar 20.5 cm (diambil dari hasil rata-rata)
 Titik buta pada matan kiri sekitar 22.35 cm (diambil dari hasil rat-rata)

IX. Daftar Pustaka

Tim Penyusun. 2004. Biologi 2b Kelas 2 SMA Semester 2. Klaten: Intan Pariwara.

Pujiyanto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2 untuk Kelas XI SMA dan MA. Jakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.  

 . 2006. titik-butamata, (online), (http://en.wikipedia.org/wiki/Blind_spot_(vision), diakses Selasa, 19 Mei 2009, pukul 08:00 WIB).

Physic Experiment

1. Topic 
Reflection of light in plan parallel glass.

2. Objective
To determine the refraction index of substances.

3. Basic Theory
3.1 Refraction occurs when the incident ray with a certain angle (neither perpendicular nor parallel) hits the boundary plane. The light which is refracted will change in direction, speed, and wavelength, while the frequency and the wave phase and constant.
3.2 If a stream of light that travels from a medium ( ) to a plan parallel glass (made from glass shaped a cube) with refractive index will be refracted as shown in the following figure.
3.3 The light that hits the plan parallel glass will experience two refractions; those are the refractions as it enters the plan parallel glass and that of when it comes out from the plan parallel glass. 
3.4 The light coming out from plan parallel glass will displace as far as t from the initial direction, and the magnitude of light displacement complies the following equation.

 





  Where:
  = displacement of light
  = plan parallel glass thickness
  = angle of incidence
  = angle of refraction
3.5 Snell’s law that states if the incident ray travels from a less dense to a denser medium, then it bends (refracts) towards the normal line,, and if the incident ray travels from a denser to a less dense medium then it bends (refracts) away from the normal line.
3.6 The law of refraction obtained by Snell’s experiment was derived by Rene Descartes using corpuscular theory that result the following mathematical equation.
  

   
  Where:
  = refractive index of medium 1
  = refractive index of medium 2
  = angle of incidence
  = angle of refraction

4. Instruments and Materials
4.1 Plan parallel glass
4.2 Ray box
4.3 Power supply
4.4 A degree ruler
4.5 Ruler
4.6 Paper and pencil

5. Work Steps
5.1 Prepare the tools and materials.
5.2 Arrange the tools and materials.
5.3 Turn on the power supply.
5.4 Take a paper in front of ray box.
5.5 Put plan parallel glass on the HVS paper.
5.6 Turn on the ray box.
5.7 Draw a line along the sides of plan parallel glass.
5.8 Arrange angle of incidence from the ray box use protractor.
5.9 Make full-stop in place the light which can see in paper.
5.10 Repeat the step 5.2-5.6 with the different of angle of incidence.
5.11 Take of the plan parallel and take the lines from some full-stop
5.12 Draw a normal line for each incident ray or refracted ray and write the angle of incidence and the angle of refraction .
5.13 Analyze the picture.
5.14 Make the conclusion.
6. Result
6.1 Picture of experiment.























































































































































































6.2 Table: Data of result observation
No Angle of incidence
( )
Angle of refraction  
Angle of refraction
 
Glass thickness  
Displa-
cement  
Refraction index
  

1  
 
 
 
 
 

2  
 
 
 
 
 

3  
 
 
 
 
 

4  
 
 
 
 
 

5  
 
 
 
 
 

6  
 
 
 
 
 

7  
 
 
 
 
 

8  
 
 
 
 
 

9  
 
 
 
 
 

10  
 
 
 
 
 



















ACTIVITY 2

  
1. Topic
Reflection of Light in Concave Mirror

2. Objectives
To determine the position of the image that formed by concave mirror.

3. Basic theory
3.1 If a stream of parallel rays hits the surface of a concave mirror, then the reflected rays will cut at one point. According to that, then concave mirrors are also called converging mirrors (converge the light).
3.2 Special rays in concave mirror:
The light which strikes the surface of a concave mirror will be reflected by three different ways, and are known as three special rays, those are:
(a) The incident ray parallel to the principal axis will be reflected passing through the focal point.
(b) The incident ray passing through the focal point will be reflected parallel to the principal axis.
(c) The incident ray passing through the mirror’s centre of curvature will be reflected again through the same point.
3.3 Image characteristics in concave mirrors
The image characteristics formed in concave mirrors depend on the distance of object to the mirrors that can be determined based on image formation diagram as follows.
(a) Object distance in front of the mirror’s center of curvature (M), form real image, inverted, reduced, and located between mirror’s center of curvature (M) and focal point (F).
(b) Object distance between mirror’s center of curvature (M) and focal point (F) forms real image, inverted, magnified, and located in front of mirror’s center of curvature (M).
(c) Object distance between focal point (F) and vertex (O) form virtual image, magnified, upright, and located behind the mirror.
(d) Object distance at mirror’s center of curvature (M) form real image, inverted, equal in size, and located at mirror’s center of curvature (M).
3.4 The curved mirror equation
The curved mirror equation is used to express the quantitative relationship between the object distance to the mirror ( ), the image distance to the mirror ( ), the focal length ( ), and the mirror’s radius of curvature ( ). The curved mirror equation is formulated as follows.
   

 
Where:
  = mirror focal length
  = object distance to the mirror
  = image distance to the mirror
3.5 In the curved mirror equation, there are rules of mark, those are:
  (a) and is positive (+) for concave mirrors.
(b) is positive (+) if the object is in front of the mirrors and is negative (-) if the object lies behind the mirror.
(c) is positive (+) if the image lies in front of the mirror and is negative (-) if the image lies behind the mirror.
3.6 Linear magnification is defined as the ratio of image height with object height ; this magnification is formulated by the following equation. 
   


Where:
  = linear magnification
  = image height
  = object height 
4. Instrument and Materials
  4.1 Concave mirror
4.2 Candle
4.3 A degree ruler
4.4 Ruler
4.5 Paper (HVS)
4.6 Matches

5. Work steps
5.1 Prepare all of the instruments and we attract the instruments.
5.2 Turn on the candle with the matches.
5.3 Determine the distance between mirror and the candle.
5.4 Search the clear image.
5.5 Determine the distance between the image and the candle.

6. Result
 Table: Data of result the observation
No Object distance (cm)
 
Image distance (cm) 
 
  
 
 
 + Focal point
( )

1 19 130  
 
 
16,578
2 20 93  
 
 
16,460
3 22 59  
 
 
16,025
4 24 53  
 
 
16, 519
5 28 39  
 
 
16,298
6 43 26  
 
 
16,203
7 48 25  
 
 
16,438
8 51 23  
 
 
15,852
9 58 24  
 
 
16,976
10 65 22  
 
 
16,437

































ACTIVITY 3

  
1. Topic
Reflection of Light in Convex Lens

2. Objectives
 To determine the position of the image that formed by convex lens.

3. Basic theory
3.1 Lens is a piece of glass or other transparent object bordered by two surfaces and one of both surfaces is curved planes. At any other transparent object, lenses can refract the light which hits surfaces.
3.2 The convex lenses are lenses which are thicker at the centre and thinner at the edges.
3.3 Convex lens is called converging lens because it converges the light which parallel to the principal axis at one point behind the lens.
3.4 In lenses, there are two focal points, those are the main focal points (active focal point) and the second focal point (passive focal point).The main focal point or active focal point is the meeting point of refracted rays, while the second focal point or passive focal point is symmetrical to .
3.5 The main focal point in convex lens (converging) is in behind the lens. On the other hand, in convex lens (converging) is in front of the lens.
3.6 Special Rays in light refraction by convex lens
(a) Any incident ray parallel to the principal axis of the lens will be refracted passing through the active focal point behind the lens.
(b) Any incident ray passing through the passive focal point in front of the lens will be reflected parallel to the principal axis.
(c) Any incident ray passing through the center of the lens optic ( ) will be transmitted without refracted.
3.7 For convex lens, the object which located at passive focal point , then its image located at infinity.
3.8 For convex lens, the object which located at its image located at and has characteristics of virtual, inverted and equal in size.
3.9 Thin lenses equation is equal to the mirror equation:
   

 
Where:
  = mirror focal length
  = object distance to the mirror
  = image distance to the mirror
3.10 The use of thin lens equal above, complies the following rules.
(a) Positive, if the object is in front of the lens (real object) and negative, if the object is behind the lens (virtual object).
(b) Positive if the image is behind the lens (real image) and negative if the image is in front of the lens (virtual image).
(c) Positive for convex lenses and negative for concave lenses.

Based on third rules above, then the convex lens is also called positive lens
3.10 Similar to the lens equation, then the linear magnification of the lens is also equal to mirror linear magnification, that is.
   


Where:
  = linear magnification
  = image height
  = object height 




3 Instrument and Materials
4.1 Convex lens 
4.2 Candle
4.3 A degree ruler
4.4 Ruler
4.5 Paper (HVS)
4.6 Matches

4 Work steps
4.1 Prepare all of the instruments and we attract the instruments.
4.2 Turn on the candle with the matches.
4.3 Determine the distance between mirror and the candle.
4.4 Search the clear image.
4.5 Determine the distance between the image and the candle.

5 Result
Table: Data of result the observation
No Object distance (cm)
 
Image distance (cm) 
 
  
 
 
 + Focal point
( )

1 21 19  
 
 
9,975
2 23 17  
 
 
9,775
3 25 16  
 
 
9,756
4 30 14  
 
 
9,545
5 33 14,5  
 
 
10,074
6 35 13  
 
 
9,479
7 40 12  
 
 
9,230
8 60 11  
 
 
9,296
9 70 10,5  
 
 
9,130
10 80 10  
 
 
8,889

Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam Basa

 


Praktikum Kimia


“Titrasi Asam Kuat vs Basa Kuat”


 



Disusun Oleh :

Anisa Dewi Ratnaningtyas
XI IA 4 /04




 






Sma negeri 1 kebumen

2008

PRAKTIKUM KIMIA

I. Judul
Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat.

II. Tujuan
Mengetahui kemolaran larutan HCl dengan menggunakan larutan basa kuat.

III. Dasar Teori
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi asam-basa adalah titrasi yang yang melibatkan asam maupun basa sebagai titer (zat yang telah diketahui konsentrasinya) maupun titrant (zat yang akan ditentukan kadarnya) dan berdasarkan reaksi penetralan asam-basa. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang telah diketahui kadarnya, dan sebaliknya, kadar larutan basa dapat diketahui dengan menggunakan larutan asam yang diketahui kadarnya. Titik ekivalen yaitu pH pada saat asam dan basa (titrant dan titer) tepat ekivalen atau secara stoikiometri tepat habis bereaksi.
Ada dua cara umum untuk mengetahui titik ekivalen pada titrasi asam basa:
1. Memakai pH meter.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekivalen terjadi, dan pada saat itulah titrasi dihentikan.
Titik akhir titrasi yaitu pH pada saat indikator berubah warna dan saat itu juga titrasi dihentikan. Pada titrasi asam kuat dengan basa kuat digunakan indikator Fenolftalein (trayek pH 8,3-10) karena kesalahannya paling kecil. Dalam titrasi ini titik akhir pH>7 dan perubahan warna pada titik akhit titrasi adalah merah.
Untuk mengetahui kemolaran asam kuat (HCl) dapat diketahui setelah mengetahui volum basa kuat (KOH) yang berkurang sampai titik akhir titrasi (reaksi dihentikan). Pada saat titik ekivalen mol basa kuat akan sama dengan mol asam kuat, sehingga kemolaran asam kuat dapat dicari.

IV. Alat dan Bahan
 Alat :
1. Statif dan klem
2. Erlenmeyer 
3. Biuret 
4. Corong 
5. Pipet tetes 
6. Gelas ukur
7. Gelas kimia
8. Kapas
 Bahan :
1. HCl 20 mL 
2. NaOH 0,1 M 50 mL
3. KOH 0,1 M 100 mL
4. Fenolftalein (PP)

V. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Masukkan 20 mL larutan HCl ke dalam gelas ukur.
3. Tuangkan 20 mL larutan HCl tersebut ke dalam erlenmeyer.
4. Tambahkan tiga tetes indikator Fenolftalein (PP) ke dalam larutan HCl tersebut.
5. Masukkan 50 mL larutan NaOH 0,1 M dengan menggunakan gelas kimia ke dalam biuret setelah memastikan biuret sudah terpasang dengan baik pada klem dan telah terpasang corong pada biuret untuk memudahkan penuangan NaOH 0,1 M ke dalam biuret.
6. Perguakan pipet tetes saat skala pada biuret hampir mencapai angka nol, dan pastikan bagian meniskus cekung yang bawah (NaOH 0,1 M) tepat pada angka nol biuret.
7. Menetesi larutan HCl dengan NaOH 0,1 M. Penetesan dilakukan secara hati-hati dan pelan-pelan yaitu tetes demi tetes dan erlenmeyer terus menerus diguncangkan. Penetesan dihentikan saat terjadi perubahan warna yang tetap pada larutan HCl yaitu merah muda.
8. Mencatat volum NaOH 0,1 M pada biuret yang berkurang (bereksi dengan larutan HCl).
9. Ulangi prosedur di atas menggunakan larutan KOH 0,1 M (disaring menggunakan kapas saat dituang ke dalam biuret) untuk menggantikan NaOH 0,1 M sebanyak dua kali dengan indikator fenolftalein (PP) lima tetes.

VI. Data
No Asam kuat Basa Kuat
 Nama
Larutan Volum yang
digunakan Nama
Larutan Volum awal pada biuret Volum akhir pada biuret Volum yang digunakan
1 HCl 20 mL NaOH 0,1 M 50 mL 15 mL 35 mL
2 HCl 20 mL KOH 0,1 M 50 mL 29 mL 21 mL
3 HCl 20 mL KOH 0,1 M 50 mL 33 mL 17 mL

VII. Analisis Data
 Volum rerata basa kuat yang digunakan adalah
  
 Keterangan:
 Pada percobaan pertama volum NaOH 0,1 M yang digunakan sebanyak 35 mL. Jika dibandingkan dengan volum yang digunakan KOH 0,1 M pada percobaan kedua dan ketiga, volum NaOH memiliki selisih yang cukup jauh, sehingga dalam menghitung rerata volum yang digunakan oleh larutan basa kuat, percobaan pertama dianggap tidak ada (tidak dihitung).

 Jumlah mol KOH 0,1 M yang digunakan adalah
n KOH = M . V 
  = 0,1.19
  = 1,9 mmol 
  = 0,0019 mol

 KOH(aq) + HCl(aq)  KCl(aq) + H O(l)
  0,1 M x M
  19 mL 20 mL

n KOH = 0,0019 mol
koefisien KOH = koefisien HCl, maka
n HCl = n KOH
  = 0,0019 mol

 M HCl =  
  =  
  = 0,095 M 

 Kemolaran HCl yang sebenarnya yaitu 0,1 M dan seharusnya volum KOH yang berkurang pada biuret sebanyak 20 mL. Sedangkan dalam percobaan didapat bahwa perhitungan rerata volum KOH yang berkurang sebanyak 19 mL, sehingga didapat kemolaran HCl adalah 0,095 M. Hal ini terjadi karena kurang telitinya mata dalam membedakan warna yang permanen (tetap) pada titik akhir titrasi.



VIII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa kemolaran larutan HCl adalah 0,095 M.

IX. Daftar Pustaka
  Michael Purba. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Erlangga

 Parning dan Horale. 2004. Kimia 2B. Jakarta: Yudhistira

_____. 2008. Titrasi Asam Basa (online). (www.belajarkimia.com, diakses Kamis, 26 Februari 2009 pukul 20.00 WIB)

_____. 2008. Titrasi Asam Kuat-Basa Kuat (online). (www.ico.web.id, diakses Jumat, 27 Februari 2009 pukul 19.30 WIB)

Soal Photoshop

1. Adob Photoshop CS2 merupakan aplikasi yang digunakan untuk…..
a. Memberikan efek video
b. Editing gambar maupun manipulasi gambar
c. Memperbaiki elemen gambar video
d. a, b dan c benar.

2. Adobe Photoshop CS2 merupakan program photoshop versi ……………
a. 7
b. 8

c. 9
d. 10

3. Untuk memulai program Photoshop CS2 adalah …..
a. Start, Program, Photoshop CS2
b. Start, Photoshop CS2
c. Start, Program, accessories, Photoshop CS2
d. Start, all Program, Photoshop CS2

4. File ekstensi untuk photoshop pada saat disimpan adalah dapat berupa file-file dibawah ini, kecuali…………………
a. jpg
b. psd
c. gif
d. mpg

5. Hal-hal yang dapat dilakukan pada saat kita menggunakan photosop, kecuali
a. memberikan efek gambar 
b. memperbaiki iritasi mata merah pada foto
c. memasukkan atau mengimport suara
d. mengandakan gambar

6. Untuk membuat menyimpan gambar dengan nama lain (save as), dapat juga dengan menggunakan shortcut keyboard ................
 a. ctrl + s
 b. shift + s
 c. shift + alt + s
 d. shift + ctrl + s 


7. Menyeleksi gambar dengan bentuk kotak menggunakan .......... pada toolbox.
a. Single Row Marquee Tool
b. Single column Marquee Tool
c. Elliptical Marquee Tool
d. Rectangular Marquee Tool
8. Feather pada pilihan menu select digunakan untuk memberikan efek .........
a. mengaburkan bagian pingiran pada objek 
b. menajamkan bagian pingiran pada objek 
c. mengaburkan bagian tengah pada objek 
d. menajamkan bagian tengah objek 

9. Polygonal Lasso Tool digunakan Untuk menyeleksi gambar ……………
a. secara bebas
b. memiliki banyak sudut dan garis lurus
c. memiliki banyak warna
d. memiliki banyak distorsi

10. Menyeleksi gambar secara otomatis dengan membuat seleksi pada warna kontras digunakan ………
a. Magic Wand Tool
b. Magnetic Lasso Tool
c. Polygonal Lasso Tool
d. Lasso Tool

11. Untuk menyeleksi objek luar dari bagian yang telah terseleksi digunakan menu inverse atau dapat juga dengan bantuan tombol ......... pada keyboard.
a. Ctrl + i
b. Shift + Ctrl + i
c. Alt + i
d. Alt + Ctrl + i

12. Memindahkan gambar merpati kedalam awan dilakukan dengan cara .......
a. copy terlebih dahulu gambar awan, drag ke dalam gambar merpati
b. copy terlebih dahulu gambar merpati, drag ke dalam gambar awan
c. seleksi terlebih dahulu gambar awan, drag ke dalam gambar merpati
d. seleksi terlebih dahulu gambar merpati, drag ke dalam gambar awan

13. Memberikan warna gradien dari warna gelap menuju terang digunakan …….
a. Linear Gradien
b. Radial Gradien
c. Reflected Gradien
d. Diamond Gradien

14. Menghapus bagian warna yang sejenis atau sama dengan adalah .....
a. menggunakan Background Erase Tool
b. menggunakan Magic Erase Tool
c. menggunakan Erase Tool
d. menggunakan Magic Wand Tool

15. Perbedaan yang mendasar antara Magic Erase Tool dengan Background Erase Tool adalah .............................
a. Magic Erase Tool menyeleksi secara otomatis, Background Erase Tool menyeleksi secara manual
b. Magic Erase Tool menyeleksi secara manual dan otomatis, Background Erase Tool menyeleksi secara manual
c. Magic Erase Tool menyeleksi secara manual, Background Erase Tool menyeleksi secara otomatis
d. Tidak ada perbedaan diantara kedua tool tersebut

16. Tool untuk mengganti warna gambar dengan warna lainnya adalah ........
a. Color Edit tool
b. Color magic tool
c. Color Change tool
d. Color Replacemnent tool

17. Mengaburkan jerawat atau bintik-bintik wajah dilakukan dengan memilih tool 
a. Blure Tool
b. Bur Tool
c. Sharpen Tool
d. Smudge Tool

18. Berikut ini tool-tool yang digunakan untuk mempertajam memodifikasi gambar adalah .........
a. Sharpen Tool
b. Smudge Tool
c. Blure Tool
d. Bur Tool

19. Burn tool digunakan untuk ...................................
a. Memperterang gambar
b. Mempergelap gambar
c. Memperbaiki gambar rusak
d. Memudarkan gambar

20. Perbedaan antara Dodge tool dengan Burn tool adalah ..................
a. Dodge tool mempertajam gambar, Burn tool memudarkan gambar
b. Dodge tool memudarkan gambar, Burn tool mempertajam gambar
c. Dodge tool memperterang gambar, Burn tool mempegelap gambar
d. Dodge tool mempergelap gambar, Burn tool memnerangkan gambar

21. Tool yang digunakan untuk mencerahkan (Saturate) sekaligus juga dapat memudarkan (Desaturate) gambar dinamakan
a. Spogne Tool
b. Sponge Tool
c. Spone Tool
d. Spongen Tool

22. Untuk memberikan warna background berwarna sama maupun mempunyai pola digunakan ..................
a. Paint Bucket tool
b. Gradient tool
c. Color Palet tool
d. Paint Bucket tool


23. Brightness/Contrast digunakan untuk .............................
a. Mengatur tingkat terang dan gelap pada gambar
b. Mengatur tingkat pencahayaan warna pada gambar
c. Mengatur penerangan gambar
d. Mengatur tingkat pencahayaan dan kontras warna pada gambar

24. Pilihan menu Levels dapat ditemukan pada menubar dengan memilih ...........
a. Image>Adjustment>Levels
b. Adjustment>Image>Levels 
c. Image> Levels
d. Adjustment >Levels 

25. Perbedaan Levels dengan Curves adalah ........................
a. Levels berupa input nilai RGB, Curves berupa grafis
b. Levels berupa garis kurva, Curves berupa grafik
c. Levels berupa garis kurva, Curves berupa input nilai RGB
d. Antara Levels dan Curves tidak ada bedanya

26. Color Balance digunakan untuk .....................
a. Mengatur warna
b. Memisahkan warna
c. Mengatur keseimbangan warna
d. Mengatur keseimbangan cahaya

27. Photo Filter digunakan untuk ...... 
a. menciptakan nuansa tertentu pada gambar
b. menciptakan efek blur pada gambar
c. mengabungkan dua gambar menjadi satu
d. Mengkombinasikan gambar

28. Menggantikan warna gambar sesuai dengan pengaturan nilai pada Red, Green dan Blue digunakan .......................
a. Replace Color 
b. Level
c. Curve
d. Color Balance

29. ......... digunakan untuk mengubah atau menyesuaikan warna gambar.
a. Hue/Saturation 
b. Level
c. Curve
d. Color Balance

30. Match Color digunakan untuk ........ ...........
a. untuk mengabungkan gambar diantara dua warna
b. untuk mengabungkan warna diantara dua gambar 
c. untuk mengabungkan gambar diantara dua gambar
d. untuk mengabungkan warna diantara dua warna 

31. Untuk mencetak hasil editing gambar atau photo digunakan perintah......
a. ctrl + d
b. ctrl + v
c. ctrl + p
d. ctrl + c

32. Yang bukan merupakan fungsi dari layer pada photoshop yaitu .........
a. untuk menambah objek gambar
b. untuk kombinasi gambar
c. untuk mengedit beberapa gambar dalam satu file dokumen photoshop
d. untuk memanipulasi video

33. Aplikasi software lain yang juga terinstall pada saat proses instalasi Photoshop CS2 adalah .....................
a. Photo Ready
b. Image Ready
c. Every Ready
d. Illustrator

34. Photoshop merupakan software aplikasi keluaran perusahaan ........................
a. Macromedia
b. Adobe
c. Corel
d. Autodesk